Rabu, 12 Juni 2013

KENAPA SELALU AKU YANG SALAH...??

Namaku ---i anak ke3 dari 3 bersaudara. Mungkin aku yang paling muda di antara Mbak"ku.
 Di dalam keluargaku aku selalu bekerja keras. Mulai dari beres-beres rumah.nyuci pakaian keluargaku,nyetrika baju. Pokoknya Full deh pekerjaan yg harus aku kerjakan :(
Sbenernya sh capek tpi hrus gmn lgi? klo bkan aku siapa lagi.?mbak" ku smw pada mles.toh ibukku nyerahin smwx padaku.

Tapi kenapa selalu aku yang salah.Padahal aku selalu bantu" ibuk,aku selalu berusaha mndapat rangking 1 di kelas,aku selalu membanggangkan ibukku,semua itu hanya buat ibukku. Tapi dimata Beliau aku hanya selembar sampah yg Gk da GUNANYA :'( Ohh Tuhan apa salahku?
Powered By Facebook

Jumat, 07 Juni 2013

I THINK ABOUT....

KETERTARIKAN SAYA TERHADAP SINETRON!!!


Haiii Kawan??  Bagaimana kabar kalian? Moga seallu di lindungi oleh Tuhan :) begitupun juga saya!
          Alhamdulillah kali ini saya bisa mempostingkan postingan saya,semenjak 7 bulan saya menghilang dari dunia blogger :(

Sebelumnya Mungkin SAYA oleh teman" saya di bilang aneh :o Why?
Menurut mereka karena saya terlalu lebay terhadap sinetron, WHY TEMAN?

Dalam pikiran saya Remaja" sekarang terlalu sering menggunakan Pacaran sebagai Hiburan.Dan itu dapat menjerumuskan remaja" sekarang ke dalam hal" yang berbau negatif.
       Buktinya banyak beberapa teman saya yang sering keluar malam,sering pergi ke tempat yang sepi",Galau masalah pacar,terjerat beberapa kasus masalah ciuman,suka berpelukan sama pacaran,bahkan ada yang sampai kelewat batas !!upss :( !!
       Menurut saya  jika saya suka nonton sinetron karena kalau saya suka nonton sinetron kan palingan cuma di rumah,pantengin TV,gk kayak mereka" itu yang suka ngeluyuran. Paling" jika saya keluar cuma buat Latihan VOLLY !! Kenapa mereka bilang saya ANEH???

         Saya menyukain sinetron karena buat saya itu hanya hiburan semata. Dari pada gemar berPACARAN mending gemar melihat hiburan Sinetron. Betul tidak? ada yang bilang kalau gak pacaran tu sepi.gak ada yang merhatiian? pliss deh kalau nonton sinetron tu gak sepi,klo butuh perhatian kan ada orang tua, Aneh" aja deh anak sekarang.

Jadi 1 kata yang perlu kalian tau !! SAYA LEBIH MEMILIH MENYUKAI SINETRON DARI PADA BERPACARAN !!!! So.Don't call me  LEBAY yahh !!! okee kawan !!! ^_^
Powered By Facebook

Senin, 04 Februari 2013

SAHABAT


Hari ini seperti sebelumnya, saya dipaksa untuk bersyukur pada Allah yang Maha punya kehendak. Karena saya telah berada di antara teman-teman yang begitu luar biasa. Sejak kecil saya selalu bertemu teman-teman yang luar biasa. Hingga masa pendewasaan saya dan kini ketika saya berusaha untuk mematangkan diri #sokbanget (^^)

Saya masih ingat seseorang pernah bilang pada saya kalau kita hidup sendiri, dan teman hanya ada ketika kita bahagia. Ketika kita bersedih, teman hanya ikut bersimpati, tanpa bisa ikut meringankan beban kita. Ternyata dia salah. Atau saya yang salah mengartikan. Mungkin dia tidak pernah punya sahabat, karena ternyata... orang-orang di sekitar saya bukan hanya sebagai teman. Tapi sebagai sahabat yang mampu melakukan sesuatu, lebih dari apa yang dapat saya bayangkan.

Setelah saya pikirkan....(diam sebentar)

Saya begitu beruntung, hidup di antara sahabat-sahabat yang ada ketika saya bahagia dan memeluk serta menghadirkan tawa ketika saya dalam duka.





Terima kasih Allah, untuk menempatkan saya di wilayah paling aman di dunia ini. Selalu berada di samping sahabat-sahabat saya, pelukan keluarga saya dan dalam lindungan-Mu Allahku yang Maha Sempurna. Aamiin.
Powered By Facebook

Kamis, 31 Januari 2013

MY STORY TELLING


THE THREE BEARS

here once lived a little girl who was called Goldilocks because her hair shone like gold. She was very fond of wild flowers and often went into the woods to pick them.





One day she walked and walked, and was soon a longer way from home than she had ever been before. In fact, she was lost. But she hurried on, hoping to meet someone who might be able to tell her how she could get home.

On and on she wandered and finally in a particularly lonely spot she happened onto a neat little house. It was really the house in which lived the three bears — the Papa Bear, the Mama Bear, and the little Baby Bear — but of course Goldilocks didn’t know that.

The little girl went up to the door and knocked. There was no answer. She knocked again. Still no answer. And so she opened the door and went in. She was very tired and hungry.



Goldilocks looked around, and saw a little table set with a nice white cloth, and on the table were three bowls — a big blue bowl, a middle-sized bowl, and a little yellow bowl. These three bowls belonged to the Papa Bear, the Mama Bear, and the Baby Bear.

Goldilocks lifted up the covers to look into the bowls. Each was full of delicious-smelling porridge which the three bears had left there to cool while they went for their early morning walk in the woods. Later they would return for a hearty breakfast.

Goldilocks picked up the spoon which was in the big blue bowl and tasted the porridge belonging to the Papa Bear. It was very hot, much too hot for the little girl to eat.



The little girl then turned to the red bowl and tasted the porridge that belonged to the Mama Bear. It was much too cold.

But there was still another bowl, and Goldilocks dipped her spoon into the porridge in the little yellow bowl, the one that belonged to the Baby Bear. How good that porridge smelled!

Goldilocks tasted it. Um-m-m-m! It was just right, and so she ate and ate and ate until there was not a bit of porridge left in the Baby Bear’s little bowl.



After having eaten, Goldilocks wandered into the living room to sit down. There along the wall stood three chairs — a big chair, a middle-sized chair, and a little chair.

She tried the big chair, which belonged to the Papa Bear, but it was too high, much too high for such a little girl.

Then she tried the middle-sized chair, which belonged to the Mama Bear, but it was too wide, much too wide for Goldilocks.

There was still a third chair, the one that belonged to Baby Bear. It was a cozy little chair with a green leather seat, and it looked like a very good chair for a tired little girl to rest in.



And so Goldilocks sat down in the Baby Bear’s chair. It was just right, and she sat so hard that she broke it. The little girl got quite a surprise when she tumbled to the floor, but she immediately picked herself up and decided she would go upstairs and look around. She was quite sleepy by now, and maybe she could find a nice bed upon which to lie down.

Then Goldilocks climbed the stairs to the bedroom, and there found three beds — one for the Papa Bear, one for the Mama Bear, and one for the Baby Bear. They were all fresh and clean.

Goldilocks lay down on Papa Bear’s great big bed, but it was too hard.

Then she tried Mama Bear’s middle-sized bed, but it was much too soft.

There was still a third bed — Baby Bear’s bed — with a pink and white spread on it. Goldilocks tried the littlest bed, and it was just right, and so she curled up and was soon fast asleep.

Now while Goldilocks was sleeping, the bears came home from their walk.

They were very hungry and went at once to the kitchen to eat their porridge.

The Papa Bear had picked up his spoon and was about to begin eating when he suddenly growled in his big-bear voice, “Somebody has been tasting my porridge!”

When the Mama Bear saw her bowl, she said in her middle-sized bear voice, “And somebody has been tasting my porridge, too!”

Baby Bear saw his empty bowl, and began to cry. “Somebody has been tasting my porridge, and has eaten it every bit!” he wailed.



Then the three bears went into the living room to sit down and rest.

Papa Bear noticed that his chair had been pulled out of its usual position.

“Somebody has been sitting in my chair!” he grumbled in his gruff voice.

“And somebody has been sitting in my chair!” said Mama Bear.

Baby Bear began crying harder than before. “Somebody has been sitting in my chair and has broken it all to pieces!” he sobbed.



Baby Bear had no chair to sit on, and so the three bears decided they would go upstairs to rest. They would take a short nap.

As they entered the bedroom Papa Bear glanced at the big bed. “Somebody has been tumbling in my bed!” he growled.

“And somebody has been tumbling in my bed!” said Mama Bear in her turn, walking over to the middle-sized bed and carefully smoothing the spread, which was quite rumpled.

All this time Baby Bear had been staring hard at his own little bed. Finally he found his voice and piped up, “Somebody has been tumbling in my bed, and here she is!”



At the sound of the Baby Bear’s voice the little girl awoke with a start. She sat up and glanced about her. Then she sprang out of bed, and dashed down the stairs and out of the house as fast as her legs would carry her.

And Goldilocks never, never went near the house of the three bears again.









Powered By Facebook

Rabu, 23 Januari 2013

4 LANGKAH CERDAS


Cita-cita bukanlah kata baru bagi diri kita. Bahkan kita telah mendengar dan mengucapkannya saat kita masih kanak-kanak. Dulu, ketika kita ditanya, "Apa cita-cita kalian anak-anak?" Entah kenapa sebagian besar dari kita pasti menjawab: dokter, pilot, insinyur, dsb. Mungkin karena saat itu profesi itulah yang terlihat keren 
bagi kita. Oh tidak, bukan keren, tapi koureen (melambangkan kelebayan yang sudah kronis).

Nah... Itulah yang membedakan dulu dan kini. Dulu kita cenderung spontan dan reaktif, apa saja yang terlihat koureen pasti kita langsung menjadikkannya sosok ideal dan kita cita-citakan. Tapi kini, kita telah semakin beranjak dewasa, cara berpikir dan bersikap pun sudah seharusnya menjadi semakin bijak. Termasuk dalam menentukan cita-cita.

Oleh karena itu, kita harus tahu, cita-cita apa yang paling tepat bagi diri kita, keluarga, masyarakat, bangsa, dan dunia (Wuih, sampe mendunia gitu). Berikut saya berikan beberapa langkahnya:

1. Menyadari Misi Hidup
Inilah langkah awal yang pertama kali harus kita lakukan. Sebenarnya untuk apa sih kita hidup di dunia ini? Kalau dalam Islam, misi hidup adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Sehingga segala usaha dan daya upaya kita di dunia harus tertuju pada-Nya. Tapi... Konsep ini juga bisa diuniversalitaskan kok, agar bisa diterima oleh semua pemuluk agama, yakni menjadi bermanfaat bagi setiap orang dan maju bersama dalam kedamaian.

Hal ini jugalah yang seringkali membedakan antara kesuksesan yang satu dengan kesuksesan yang lain. Misal, si A merasa sukses karena berkuasa dan memiliki harta, tetapi si B justru merasa sukses karena setiap yang dia punya mampu bermanfaat bagi orang lain. Karena kesuksesan tidak dinilai dari jumlah (kuantitas) tapi dari daya kebermanfaatannya (kualitas).

Untuk itu, cita-cita apapun yang kita inginkan haruslah tetap berada pada trek ini: trek kebermanfaatan.

2. Mengenali Kompetensi Diri
Setelah tahu trek mana yang harus kita jadikan jalan, selanjutnya adalah mobil apa yang akan kita pakai. Ialah kompetensi diri. Karena kesuksesan cita-cita seseorang sangat bergantung pada ketercocokan antara kompetensi diri dengan peran yang berusaha ia ambil.

Coba pikirkanlah! kira-kira kompetensi apa yang kita punya sekarang dan kira-kira peran apa yang cocok untuk kita. Tapi ingat! kompetensi adalah integrasi dari bakat dan minat. Bisa saja anda merasa tidak berbakat menulis, tapi anda berminat. Maka anda harus melatihnya, agar minat bisa ter-follow up menjadi kompetensi.

3. Melihat Kebutuhan Masyarakat
Karena trek kita adalah trek kebermanfaatan, maka kita pun harus menyesuaikan kompetensi diri kita dengan kebutuhan masyarakat. Contoh: Si A merasa mampu menjadi seorang panglima perang, tetapi negara sedang dalam keadaan damai. Seberepa bermanfaatkah ia? Pasti takkan sebesar jika negara sedang terancam.

Selain itu, kita juga harus mampu jeli melihat peluang. Bukan masalah uang, tapi kebaikan. Kira-kira peluang kebaikan apa yang masih banyak orang lain lirik. Maka pilihlah itu.

Lihatlah! Mulai dari hal sekitar. Kira-kira, apa yang sedang lingkungan butuhkan, sesuaikan dengan kompetensi diri kita, dan BOOM! Ledakan kebermanfaatan akan segera terjadi.

4. Tentukan Cita-Cita Anda Sekarang Juga!
Tak ada waktu lagi. Tentukanlah cita-cita anda sekarang juga. Jangan takut salah. Karena seiring dengan berjalannya waktu cita-cita itupun akan terus mengalami berbagai penyesuaian dan penyelarasan mengingat kompetensi diri yang terus berkembang dan kebutuhan masyarakat yang terus berubah.

Setelah cita-cita telah kita tentukan, tulislah karena itu akan mengikatnya, lalu ceritakanlah pada teman-teman anda karena saran dan kritik dari mereka akan sangat berguna bagi masa depan anda.

Ingat! Di perjalanan kita nanti, cita-cita akan berfungsi sebagai penjaga nafas tekad. Di kala tekad kita tidak stabil dan fluktuatif, pengingatan kembali cita-cita besar dan mulia akan melahirkan energi jiwa: Dorongan Tekad yang Menyegarkan dan Menggerakkan.
Powered By Facebook

TIPS MENGHINDARI RASA MALAS




Mengapa kita begitu malas?
Padahal tugas kuliah / pekerjaan kita masih menumpuk?

Satu kata yang mewakili yaitu
“JENUH“

Mari menghilangkan rasa malas dari dalam mind kita, dan melakukan beberapa inovasi untuk menghilangkan musuh kita itu dari dalam diri kita yaitu
“MALAS“

Malas bisa kita hindari ketika ia datang menyerang kemauan dan semangat kita, di bawah ini ada beberapa tips antara lain:

1. Membasuh muka atau mandi ketika kantuk menyerang.

2. Mengubah posisi duduk ketika membaca. Misalnya dari duduk berubah menjadi berdiri, namun disarankan jangan dari duduk terus berbaring bisa berbahaya atau bisa kebablasan tidur.

3. Berpindah dari ruang baca ke kamar yang lain. Kalau sebagai anak kos bisa disiasati, berpindah dari kamar kita ke beranda kos, ruang tamu atau bahkan bisa juga ke dapur.

4. Menghirup udara yang segar dengan cara berdiri di dekat jendela atau membuka jendela-jendela kamar lain untuk menambah kesegaran. Sebagai anak kos bisa disiasati dengan menciptakan aroma terapi, misalnya dengan menyemprot ruangan dengan wangi-wangian dan jika ada kipas angin, bisa menyetel kipas untuk menyebarkan wangi-wangian tersebut ke segala ruang. Karena mungkin tidak semua anak kos mempunyai jendela kamar.

5. Berjalan-jalan sebentar di sekeliling rumah. Bisa diganti dengan kegiatan yang lain misalnya merapikan rak yang berantakan, atau kegiatan yang lain yang bisa menggerakkan otot-otot kita.

6. Berbincang-bincang sebentar dengan keluarga atau teman sekos namun mengenai hal mubah bukan keharoman. Hati-hati jangan sampai lupa tujuan utama dalam berbincang-bincang yaitu untuk menumbuhkan semangat, bukan untuk ngobrol bahkan meng-ghibah.

7. Berdiri membuat secangkir kopi, teh, susu atau juice untuk menghilangkan kebosanan dan menjernihkan akal.

8. Mengubah kegiatan monoton. Misal bosan menghafalkan surat berganti dengan membaca, jika membaca bosan bisa diganti dengan mendengarkan kajian lewat CD.

Itulah beberapa tips agar kita bisa terjauh dari penyakit malas. Akan tetapi yang paling utama jangan sampai kita lupa berdo’a agar TUHAN senantiasa memberi kita semangat dan agar menjauhkan diri kita dari penyakit malas tersebut.

Semoga Tips ini bermanfaat bagi kita semua dalam melanjutkan pekerjaan kita yang tertunda.

Powered By Facebook